Ungkapan
aja metani alaning liyan berisi nasehat yang berorientasi pada upaya
menciptakan kehidupan sosial yang harmonis. Pendek kata, nasihat ini
dimaksudkan agar terjadi situasi hidup bermasyarakat yang saling percaya,
saling menghormati, saling menghargai demi terciptanya lingkungan sosial
kemasyarakatan yang harmonis. Kata metani dalam ungkapan tersebut terbentuk
dari kata dasar petan, yang berarti cari kutu rambut. Petan berubah menjadi
metani sebagai bentuk aktif, yang berarti mencari kutu rambut. Kata alaning
(jeleknya) terbentuk dari kata ala (jelek) dan mendapat akhiran –ning. Kata
liyan (lain, pihak lain) berasal dari kata dasar liya yang mendapat akhiran
–an, sehingga berarti lain atau orang lain. Kutu rambut adalah hewan yang
sangat kecil, yang tentunya sulit untuk di tangkap. Mencari kutu rambut member
gambaran mencari sesuatu yang kecil di tengah-tengah belantara rambut. Akan tetapi,
pekerjaan yang sulit itu tetap dilakukan karena tujuan akhirnya memang untuk
menangkap kutu rambut tersebut.
Ungkapan
tersebut merupakan nasehat orang jawa melalui analogi (perumpamaan). Kata metani
dalam konteks ini memiliki arti “mencari-cari”, mencari sesuatu yang seharusnya
tidak perlu di cari atau mencari sesuatu yang sulit di cari. Kutu rambut
melambangkan kesalahan orang lain. Oleh sebab itu, perumpamaan aja metani
alaning liyan berarti jangan mencari-cari kesalahan orang lain.
Orang
yang mencari-cari kesalahan orang lain dapat memiliki berbagai tujuan. Misalnya
untuk menyebarkan fitnah agar orang yang di fitnah menjadi buruk namanya,
sebagai bentuk pelampiasan rasa tidak percaya diri karena kalah dalam
persaingan hidup, dan sebagainya. Jadi, upaya mencari-cari kesalahan itu di
dasarkan pada rasa iri hati atas keberhasilan dan kebaikan orang lain. Meksud lainnya
adalah untuk menutupi kelemahan diri sendiri dengan cara menjelek-jelekan orang
lain. Harapannya agar nama baik dirinya dapat terangkat.
Ahmad Ariefuddin
Ahmad Ariefuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar