Minggu, 10 Mei 2015

Eling Sangkan Paraning Dumadi




                Ungkapan arif eling sungkan paraning dumadi (ingat asal dan tujuan hidup) sangat populer dalam kehidupan masyarakat jawa, khususnya dalam pergaulan orang-orang tua. Akan tetapi, derasnya arus moderanisasi bisa jadi menyebabkan generasi muda tidak lagi memahami ungkapan yang sangat dalam maknanya tersebut. Ungkapan jawa ini mengandung nasihat agar seseorang selalu waspada, hati-hati, serta eling (ingat) terhedap sangkan (asal)  manusia dan paran (tujuan akhir) dari perjalanan manusia. Jika setiap orang telah menetapkan dirinya untuk selalu bersikap eling (ingat) dan waspadha (waspada) terhadap perjalanan hidupnya, maka ia nantinya mampu meredam emosi dan nafsu-nafsu amarah di dalam dirinya, serta berupaya untuk selalu bertindak dalam koridor perilaku yang bersifat mutmainah. Ini karena ia memiliki tujuan akhir yang jelas, yakni ingin sowan ngarsaning gusti ( menghadap kehadirat Tuhan) dengan cara yang baik.
                Eling sangkan paraning dumadi bermakna “ingat akan asal dan tujuan hidup”. Nasihat eling sangkan paraning dumadi memiliki makna ajaran bahwa seseorang hendaknya selalu ingat pada asal mula dan akhir dari perjalanan hidupnya. Berbagai filsafah hidup dalam budaya jawa –yakni yang mendasarkan pada keyakinan urip ana sing nguripake (hidup ada yang menghidupkan), urip  mung mampir ngombe (hidup hanya ibarat numpang minum) yang bermakna hidup di dunia hanya sementara, dan sebagainya- menunjukan betapa kuat keyakinan orang jawa terhadap kekuasaan Tuhan dan adanya kehidupan lain setelah di dunia, yakni kehidupan akhirat. Akhir dari kehidupan itu sendiri adalah bertemunya manusia dengan Tuhan yang maha kuasa. Oleh karena itu, orang jawa menyadari dan mengakui bahwa manusia berasal dari Tuhan dan kelak tujuan akhir dari hidupnya adalah kembali ke hadapan Tuhan. Jika pemahaman itu melekat pada diri seseorang, maka ia akan berusaha menyiapkan diri sebaik mungkin untuk bertemu Tuhan, seraya berharap kembalinya dirinya ke hadirat Tuhan dapat “diterima” dan memperoleh kebahagiaan di akhirat.



Ahmad Ariefuddin
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar